KEYAKINAN
GURU MATEMATIKA
(Teacher’s
Belief)
SAEPUL WATAN
Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas
Negeri Yogyakarta
Abstrak
Tulisan
ini akan membahas berbagai jenis keyakinan dan sikap guru matematika,
dan hubungannya dengan praktek
mengajar matematika (mathematics teaching
practice). Dari catatan ini
pentingnya pengetahuan praktis yang perlu diketahui guru, baik dari pengajaran
matematika (pedagogis dan pengetahuan kurikuler), pengetahuan organisasi kelas, dan pengetahuan tentang sekolah
secara umum. Juga menjadi penting dianggap untuk dibahas yaitu faktor-faktor
yang mempengaruhi keyakinan guru (teacher
beliefs) matematika kaitannya dengan bagaimana keyakinan guru tentang konsepsi dari matematika (conception
of the nature of mathematics), model pengajaran dan pembelajaran matematika
(model of teaching and learning mathematics) dan prinsip-prinsip pendidikan (principles of education) yang dimana model ini memiliki implikasi
bagi guru dalam psoses pendidikan.
Kata Kunci : Keyakinan
Guru (Teacher Beliefs),
Konsepsi Matematika, Pengajaran
dan Pembelajaran Matematika
A.
Pendahuluan
(Introduction)
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
berdampak luas pada semua bidang pendidikan, termasuk dalam hal ini tenaga
pendidikan. Pada Bab XI Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pasal 39 ayat (2)
dinyatakan bahwa "Pendidik merupakan tenaga profesional ...".
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan menyuratkan bahwa pendidik sebagai agen pembelajaran harus
menguasai 4 (empat) kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Kompetensi
seorang guru terdiri dari beragam komponen dan sifatnya sangat pribadi dan
utuh. Pemyataan ini sejalan dengan konsep kompetensi guru yang didefinisikan
oleh Departemen Pendidikan Nasional (2001) yang menyatakan bahwa:
"Kompetensi bersifat personal dan
kompleks serta merupakan satu kesatuan utuh yang menggambarkan potensi yang
mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, yang dimiliki seseorang yang
terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat
diaktualisasikan atau diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan
profesi tersebut" (hal. 6).
Iceng
Hidayat (2007 : p.67) menafsirkan kompetensi guru dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu pengetahuan guru, pengalaman, keterampilan, dan
sikap/nilai/keyakinan guru. Menurut (Kuhs & Ball, 1986 dalam Paul Ernest,
p.20), keyakinan terdiri dari sistem kepercayaan, konsepsi, nilai-nilai, dan
ideologi sebagai guru.
Jika
dilihat dari sudut pandang filosofis, kita menyadari bahwa keyakinan guru
berpengaruh sangat kuat pada isi dan implementasi kurikulum, dan sering kali kurikulum
diimplementasikan tidak seperti yang seharusnya sesuai dengan yang telah
dirancang dan dimaksudkan dalam kurikulum (Cronin-Jones, 1991). Hal ini
biasanya terjadi karena guru kesulitan dalam mengimplementasikan kurikulum yang
tuntutannya tidak sesuai dan tidak mendukung keyakinan guru tentang belajar dan
mengajar matematika. Jelas bahwa posisi keyakinan guru dalam keputusan praktik
pengajaran sangat menentukan. Melalui keyakinan ini, guru memilih kegiatan
belajar mengajar yang bagaimana yang akan mereka laksanakan. Keyakinan guru ini
membentuk hakikat praktik pengajaran guru. Iceng Hidayat (2007 : p.70)
menyatakan bahwa bagaimanapun kurikulum dikemas dengan sebaik-baiknya, guru
akan tetap bertahan dengan keyakinannya, dan tetap mengajar sesuai dengan
keyakinannya itu.
Tulisan
ini akan membahas berbagai jenis keyakinan dan sikap guru matematika,
dan hubungannya dengan praktek di dalam kelas. Dari catatan ini pentingnya
pengetahuan praktis yang perlu diketahui guru, baik dari pengajaran matematika (pedagogis
dan pengetahuan kurikuler), pengetahuan
organisasi kelas, dan pengetahuan tentang sekolah secara umum. Juga
menjadi penting dianggap untuk dibahas yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi keyakinan guru (teacher
beliefs) matematika kaitannya dengan bagaimana keyakinan guru tentang konsepsi dari matematika (conception
of the nature of mathematics), model pengajaran dan pembelajaran matematika
(model of teaching and learning mathematics) dan prinsip-prinsip pendidikan (principles of education) yang dimana model ini memiliki implikasi
bagi guru dalam psoses pendidikan.
B. Keyakinan Guru (Teacher Beliefs) dan Dampaknya pada Praktik Pengajaran (Teaching Practice)
Hubungan
antara keyakinan guru dan praktik sudah banyak menjadi fokus penelitian dalam
dunia pendidikan, sehingga banyak yang mengembangkan menghubungkan keyakinan
guru matematika dan praktiknya di dalam kelas. sebagaimana penelitian yang
dilakukan Anne M. Raymond (1997, p.515)
yang menghubungkan antara keyakinan terhadap matematika dan praktik pengajaran
matematika di dalam kelas, Anne M. Raymond menggambarkannya hubungan tersebut
sebagai berikut :
Dari
model hubungan diatas, keyakinan terhadap matematika menjadi pusat terjadinya
hubungan antara keyakinan guru dan praktiknya. Keyakinan terhadap matematika
didefinisikan sebagai keyakinan individu terhadap matematika yang
diformulasikan dari pengalamannya belajar matematika yang mencakup keyakinan
tentang sifat mathematics, belajar matematika, dan mengajar matematika. Model
diatas juga menghubungkan keyakinan matematika berawal dari Pengalaman sebelum sekolah (prior
school experiences) yang mencakup pengalaman sebagai siswa/mahasiswa, pengaruh
guru sebelumnya, program persiapan guru, dan pengalaman mengajar sebelumnya.
Beberapa hal lainnya yang dapat mempengaruhi praktek
mengajar matematika (Mathematics teaching
practice) yaitu immediate classroom
situation dan social teaching norms, dimana
immediate classroom situation mencakup
bagaimana karakter siswa, topik yang akan diajarkan dan kendala waktu.
Sedangkan social teaching norms
mencakup masalah lingkungan sekolah, nilai tuntutan dari kurikulum, kepala sekolah,
rekan guru serta orang tua siswa.
Apa
yang disebut sebagai 'keyakinan', yaitu terdiri dari sistem guru kepercayaan,
konsepsi, nilai-nilai dan ideologi, yang juga disebut sebagai guru 'disposisi'
(Kuhs & Ball, 1986). Keyakinan dan konsepsi guru berdasarkan beberapa
tulisan merupakan suatu hal yang sangat penting, karena memiliki dampak yang
kuat pada proses pengajaran misalnya seperti pemilihan konten dan penekan, gaya
mengajar dan cara belajar. Selain berhubungan dengan subjek pembelajaran, juga
merupakan sebuah prinsip dalam mendidik dan memandang tujuan pembelajaran
secara keseluruhan. Menurut (Paul
Ernest, 1989), Secara umum keyakinan guru di pengaruhi oleh 3 (tiga) komponen
utama yaitu konsepsi dari matematika (conception
of the nature of mathematics), model pengajaran dan pembelajaran matematika
(model of teaching and learning mathematics) dan prinsip-prinsip pendidikan (principles of education).
Konsepsi
Dari Matematika (Conception Of The Nature
Of Mathematics)
Konsepsi
yang alami dari matematika adalah susatu sistem kepercayaan guru tentang sifat
matematika secara keseluruhan. Ada beberapa hal yang menjadi dampak dari hal
tersebut dalam sebuah praktek. Pertama, matematika dipandang sebagai ilmu yang
dinamis, karena matematika mengarahkan kepada penemuan manusia. Matematika
bukan lah selesai pada hasil semata, tetapi dapat terbuka untuk direvisi
(pandangan pemecahan berbasis masalah/Problem
solving). Kedua, matematika dipandang sebagai suatu kesatuan yang satis
dari sebuah pengetahuan, yang sudah memiliki struktur dan kebenaran. Matematika
adalah monolit, prodauk dari statis, penemuan, bukan diciptakan (Pandangan Platonis). Ketiga, matematika dipandang
sebagai kumpulan ilmu yang berguna terkait dengan akumulasi fakta, aturan dan
keterampilan (Pandangan instrumentalis).
Memiliki
perbedaan phylosophy terhadap matematika tentu dapat berdampak pada praktek
didalam kelas. Sebagai contoh, peran aktif pendekatan berbasis masalah dalam
pengetahuan matematika dapat diterima oleh anak karena pendekatannya
menggunakan tugas-tugas. Sebaliknya Platonis atau instrumentalis melihat
matematika sebagai penyebab desakan guru menggunakan metode yang benar dalam
setiap memecahkan masalah.
Model Pengajaran Dan Pembelajaran
Matematika (Model Of Teaching And
Learning
Mathematics)
Model
ini adalah keyakinan guru atau mental dari sifat pengajaran dan pembelajaran
matematika. Pentingnya model ini adalah dampaknya yang kuat terhadap bagaimana
cara guru mengajarkan matematika di dalam kelas (Cooney, 1985, 1988; Ernest,
1988; Kuhs & Ball, 1986; Thompson, 1984). Pengaruh model ini dimediasi
melalui hal-hal kecil dari pengalaman kelas seperti pilihan tugas belajar matematika, perbaikan kesalahan
anak-anak, penerimaan ide-ide anak-anak, kesetiaan dengan yang skema matematika
yang dipublikasikan atau teks diikuti, dan sebagainya. Tampaknya tepat untuk
istilah keyakinan ini adalah sekumpulan ide (yang mungkin termasuk kenangan
guru masa lalu) di mana 'model' gurunya berperilaku.
Pertama,
Model Mengajar Matematika (Model Of Teaching Mathematics). Hal ini
menyangkut masalah konsepsi guru dari berbagai jenis dan berbagai tindakan
dalam mengajar matematika dengan pendekatan yang sifatnya pribadi, termasuk
juga prinsip-prinsip dasar yang digunakan guru didalam mengajar. Menurut (Paul
Ernest, 1989, p.20), beberapa konstruksi yaitu model instrumental dan
keterampilan dasar versus model ekplorasi pengajaran yang lebih luas dan
kreatif ; pemahaman terhadap tubuh pengetahuan versus penguasaan terhadap
kinerja dan kebenaran respon ; pendekatan buku teks versus pendekatan suplemen
guru; atau memperkaya buku dengan masalah dan kegiatan tambahan versus
pendekatan guru/sekolah mengkonstruksi semua isi kurikulum.
Konstruksi
model pengajaran matematika tersebut dapat disederhanakan sebagai berikut :
a. Model pendekatan investigasi, problem posing dan
problem solving
b. Model penekanan pada pemahaman konseptual dengan
pendekatan pemecahan masalah
c. Penguasaan keterampilan dan fakta dengan model
pemahaman konseptual
d. Model
pendekatan survival dalam kehidupan sehari-hari.
Pentinngnya model mengajar guru matematika ini
adalah sebagai penentu utama bagaimana matematika diajarkan, mengingat banyak kendala
konsreptual yang harus ditampung oleh sekolah. Hal ini erat kaitannya dengan
pengaruh konsepsi guru tentang sifat dari matematika seperti yang telah dibahas
diatas. Banyak rekomendasi untuk perbaikan cara mengajar matematika yang secara
eksplisit bertujuann untuk merubah model ini (NCTM, 1980). Dengan demikian, untuk
mengajar disemua tingkat harus mencakup pemecahan masalah, diskusi, praktek dan
penemuan.
Kedua, Model Pembelajaran Matematika (Model
Of Learning Mathematics). Hal ini mencakup masalah mental dan
aktivitas yang tepat untuk proses kegiatan belajar, misalnya seperti apa
tujuan, harapan, konsepsi dan gambaran dari kegiatan belajar dan proses
pembelajaran matematika secara umum. Menurut (Paul Ernest, 1989, p.23), Ada dua
kunci konstruksi model pembelajaran matematika, yaitu sebagai berikut :
pandangan pembelajaran untuk aktif mengkonstruksi pengetahuan secara
keseluruhan versus pandangan pembelajaran matematika sebagai penerimaan pasif
pengetahuan ; pengembangan otonomi dan
kepentingan anak dalam belajar matematika versus pandangan peserta didik
sebagai insan yang tunduk dan harus memenuhii aturan guru.
Dengan menggunakan kunci konstruksi model sederhana
tersebut, maka beberapa model pembelajaran matematika dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Anak bereksplorasi dan secara otonom mengejar sesuai
kepentingan sendiri
b. Anak
mengkonstruk pemahaman dan mengarah kepada ketertarikannya
c. Anak
memperkaya diri dengan keterampilan
d. Kemajuan
anak dilihat dari skema kurikuler
e. Model
complaint behaviour
Model pembelajaran guru matematika ini secara
eksplisit berfokus pada model pembelajaran dengan ideologi mengajar yang
berpusat pada siswa (Student centre).
Keyakinan guru dari semua ideologi pendidikan memiliki peran sentral dalam proses
pembelajaran matematika. Model guru belajar matematika sejauh ini diwujudkan
atau di perlihatkan dalam praktek, yang juga merupakan faktor penting sebagai
pengalaman anak dalam belajar matematika.
Prinsip-Prinsip
Pendidikan (Principles Of Education)
Ini adalah nilai yang sangat umum, keyakinan dan
prinsip-prinsip ini yang mendukung guru untuk mengingat maksud, tujuan dan
hakekat pendidikan. Beberapa prinsip-prinsip guru matematika yang cenderung
berkaitan dengan ajaran matematika, seperti komitmen guru untuk membuat anak
sukses dan percaya diri dalam belajar
matematika ; komitmen untuk mempersiapkan anak untuk berpikir kritis dalam belajar ; percaya bahwa anak dapat kreatif dalam belajar ;
menghormati pengetahuan matematika setiap anak ; bagaimana guru menggabungkan pengalaman, konsep, strategi,
perasaan: dan sebagainya.
C.
Keimpulan
(Conclution)
Guru
merupakan aktor utama di dalam kelas. UUD RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa "Pendidik merupakan tenaga profesional ...“. Menurut (Kuhs &
Ball, 1986 dalam Paul Ernest, p.20), keyakinan terdiri dari sistem kepercayaan,
konsepsi, nilai-nilai, dan ideologi sebagai guru. Jelas bahwa posisi keyakinan
guru dalam keputusan praktik pengajaran sangat menentukan. Melalui keyakinan
ini, guru memilih kegiatan belajar mengajar yang bagaimana yang akan mereka
laksanakan.
Kim
Beswick (2012, p.130) dalam tulisannya mengkategorikan keyakinan guru
matematika sebagai berikut :
Keyakinan tentang sifat
matematika (Ernest, 1989)
|
Keyakinan tentang mengajar matematika
( Van Zoest et.al, 1994)
|
Keyakinan tentang belajar
matematika ( Ernest, 1989)
|
Instrumentalis
|
Konten difokuskan penekanan
pada kinerja
|
Penguasaan Keterampilan,
pasif menerima pengetahuan
|
Platonis
|
Konten difokuskan penekanan
pada pemahaman
|
Siswa aktif mengkonstruk
pemahaman
|
Problem solving
|
Difokuskan pada siswa
|
Otonomi eksplorasi dari
minat siswa sendiri
|
Pada
akhirnya bagaimanapun kurikulum dikemas dengan sebaik-baiknya, guru akan tetap
bertahan dengan keyakinannya, dan tetap mengajar sesuai dengan keyakinannya
itu.
Daftar Pustaka (References)
Anne M Raymond. (2015). “Inconsistency between a Beginning Elementary School Teacher's
Mathematics Beliefs and Teaching Practice”. Journal for Research in
Mathematics Education, Vol. 28, No. 5 (Nov., 1997). Published by: National
Council of Teachers of Mathematics. URL: http://www.jstor.org/stable/749691
Iceng
Hidayat. (2007). “Peranan Keyakinan Guru Terhadap
Hakikat Dan Belajar Mengajar Sains
Dalam Pengembangan Profesionalisme” . Jurnal Cakrawala Pendidikan, VOL.
XXVI-No.1. Hal 65. Universitas Sriwijaya.
Kim
Beswick (2012). “Teachers’ Beliefs about School Mathematics and
Mathematicians’ Mathematics and Their Relationship to Practice”. Springer
Science + Business Media B. V
Paul
Ernest. (1989). “The Knowledge, Beliefs and Attitudes of the Mathematics Teacher: a model”. Journal of Education for Teaching :
International research and pedagogy. Publisher: Routledge. On: 30 June 2012, url : http://www.tandfonline.com/loi/cjet20
DOWNLOAD FILE PPT makalah ini disini https://drive.google.com/file/d/0B3BjPhNVLJC6SW5iUEMwN2hBZ2M/view?usp=sharing atau https://drive.google.com/drive/my-drive
DOWNLOAD FILE PPT makalah ini disini https://drive.google.com/file/d/0B3BjPhNVLJC6SW5iUEMwN2hBZ2M/view?usp=sharing atau https://drive.google.com/drive/my-drive
Tidak ada komentar:
Posting Komentar