LAPORAN
SINGKAT KEGIATAN
“MENONTON
PERTUJUKKAN WAYANG KULIT”
SAEPUL WATAN_16709251057_PM C
Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas
Negeri Yogyakarta
LAPORAN
SINGKAT KEGIATAN
|
||
Judul
Kegiatan
|
Menonton
Pertunjukkan Wayang Kulit
|
|
Lokasi
Kegiatan
|
Museum
Sonobudoyo Yogyakarta
|
|
Hari,
tanggal, dan Waktu Kegiatan
|
Kamis,
27 April 2017
Pukul
20.00 – 22.00 Wib
|
|
Gambar kiri: Dalang dan
crew memainkan wayang kulit.
Gambar kanan: Tampilan
wayang kulit pada papan tancap / layar tancap
|
||
Latar
Belakang Kegiatan
|
Wayang kulit merupakan salah satu dari
sekian banyak jenis wayang yang ada di Indonesia. Kesenian wayang terpusat di
daerah Jawa.
Wirastodipuro (Haryadi, et.al 2013:52-53)
wayang kulit dedinisikan sebagai suatu pertunjukan yang dilaksanakan oleh
masyarakat Jawa dengan media berupa boneka wayang dari kulit kerbau,
dimainkan dan dipimpin oleh dalang di depan bentangan kelir yang
diterangi blencong, yang mengacu pada adegan dalam suatu cerita dengan
musik tradisional gamelan, jika dilihat dari belakang layar akan terlihat
bayang-bayang wayang sehingga sering disebut wayang bayang-bayang.
Penyampaian lakon (cerita) pada
pertunjukan wayang diwujudkan melalui gerakan dan percakapan antar tokoh.
Setiap lakon diperankan oleh tokoh wayang yang berbeda sesuai dengan
kebutuhan. Sebagai contoh yaitu lakon Ramayana, dengan tokoh di
dalamnya yakni Arjuna Sasrabahu, Sumantri, Parasurama, Sukesi, dan
sebagainya. Ramayana merupakan lakon tentang kisah kepahlawanan
Rama, dengan tokoh didalamnya meliputi Rama, Sinta, Laksmana, Anoman,
Rahwana, dan sebagainya.
|
|
Tujuan
Kegiatan
|
Mencari
model matematika dalam pertujukan wayang kulit untuk memenuhi tugas kuliah
“Matematika Model”
|
|
Narasi
Kegiatan
|
Pada pertunjukan wayang kulit yang
telah kami saksikan di Museum Sonobudoyo pada hari Kamis tanggal 27 April
2017 pukul 20.00 sampai 22.00 Wib. Sedikit saya ingin bercerita bahwa pada
malam itu, saya datang sedikit agak terlambat, namun pertunjukkan wayangnya
baru saja dimulai.
Pada pertunjukkan wayang kulit
tersebut, kami hanya dapat menyaksikan 2 (dua) episode saja, yaitu episode 1
(Penculikan Shinta) dan episode 2 (Misinya Hanoman). Itupun saya secara
pribadi kurang tau pasti bahwa pertunjukkannya hanya sampai episode 2 saja
atau lebih, karena memang saya kurang mengerti tentang apa jalan cerita dari
pertunjukkan wayang tersebut. Hal ini disebabkan karena saya berasal dari
Lombok dan kurang mengerti bahas Jawa, sedangkan dalam pertunjukkan tersebut,
bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa. Namun, untuk memahami jalan cerita
dari pertunjukkan wayang tersebut, saya membaca brosur/selebaran yang bersisi
paparan singkat jalan cerita dari pertunjukan wayang yang dibagikan oleh
petugas “Wayang Room” di Museum Sonobudoyo.
|
|
Kesimpulan
|
Beberapa pelajaran yang dapat saya
simpulkan dari pertunjukkan wayang kulit tersebut adalah:
a.
Wayang kulit dimainkan oleh
seorang dalang yang menceritakan sebuah kisah cerita yang dapat dilihat
secara langsung maupun lewat layar tancap/papan tancap dalam bentuk bayangan.
Bayangan ini menunjukan sebuah “universal model” yang dimana berawal dari
sebuah cerita/kisah yang kemudian dirubah menjadi bentuk pertunjukkan yaitu
dalam bentuk permainan “Wayang kulit”
b.
Pertunjukan wayang dapat
dilihat pada layar tancap/papan tancap. Layar tancap ini berbentuk persegi
panjang, dimana hal ini merupakan bentuk dari “model matematik” yang memiliki
panjang dan lebar, sehigga dapat dicari keliling dan luasnya.
c.
Wayang kulit terbuat dari kulit
kerbau yang memiliki nilai seni yang begitu tinggi, dengan berbagai bentuk
dan ukuran, dimana hal ini merupakan bentuk dari “universal model”. Selain
itu juga, wayang kulit juga memiliki ukuran dan bentuk yang berdeda-beda,
dengan warna warni yang indah, siku-siku, lubang-lubang kecil yang merupakan
bentuk geometri. Hal ini merupakan bentuk “model matematika”.
d.
Dalam perunjukkan wayang
tersebut, waktu yang tersedia hanya 2 jam. Waktu ini diatur oleh dalang agar
mencapai target jalannya cerita yang disampaikan. Ada waktu untuk membuka,
inti cerita, dan penutup. Selain itu juga, ada juga jeda waktu ketika kejadian 1 habis dan dilanjutkan kejadian
2. Begitu juga untuk jeda waktu ketika episode 1 habis dan dilanjutkan ke
episode 2. Maka, sudah tentu dalang akan melakukan proses membagi,
mengurangi, dan menjumlahkan waktu yang tersedia tersebut. Dimana hal ini
merupakan bentuk operasi Aljabar dalam matematika “model matematika”
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar