BELAJAR
MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN SKEMA
(SAEPUL WATAN ; 16709251057 ; PM C UNY)
A.
Pendahuluan
Menurut (Syaifil
Sagala, 2012, p.17), Belajar dimaknai sebagai perubahan yang terjadi dalam
kemampuan manusia yang terjadi setelah melewati
suatu proses secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses
pertumbuhan saja.
Belajar
matematika mempunyai peran yang sangat penting karena matematika merupakan ilmu
dasar yang digunakan secara luas dalam berbagai bidang kehidupan. Menurut Skemp
(1971, p.19), konsep matematika adalah suatu pengertian yang abstrak. Untuk
menangkap pengertian konsep tersebut harus dimulai dengan contoh-contoh. Chambers (2008, p. 8) juga mengemukakan bahwa
matematika merupakan suatu ilmu mengenai pola-pola abstrak yang memiliki karakteristik
sebagai alat untuk memecahkan masalah, sebagai pondasi kajian ilmiah dan
teknologi, serta dapat memberikan cara-cara untuk memodelkan situasi dalam
kehidupan nyata. Dalam pembelajaran matematika diharapkan siswa dapat menumbuhkan
kemampuan berpikir efektif, kritis, logis, sistematis, kreatif, cermat, dan
efisien terhadap memecahkan masalah.
Mengingat bahwa
konsep matematika adlah suatu objek yang abstrak, sistematis dan berkaitan satu
sama lain, antara konsep yang satu dengan yang lain, tentu guru harus
pandai-pandai dalam memilih cara, metode dan strategi dalam menyampaikan
pelajaran di kelas. Menurut Ricard Skemp (1971, p.22-24), dalam menanamkan
konsep matematika pada siswa, ada tiga proses utama yang harus dilalui yaitu
mengabstraksikan dan menggolongkan, menamakan dan yang terakhir adalah
mengkomunikasikan.
Pertama, abstraksi
adalah sebuah aktifitas berfikir secara sadar akan kesamaan-kesamaan diantara
pengalaman-pengalaman yang ada. Dan mengabstraksikan berarti merubah sikap yang
terdahulu sehingga menghasilkan pengalaman baru dalam mengelompokan suatu objek
berdasarkan kesamaan sifat dari suatu kelompok yang telah terbentuk. Sedangkan
klasifikasi adalah Pengelompokan pengalaman-pengalaman yang mempunyai
kesamaan-kesamaan dari hasil abstraksi. Dan mengkasifikasi artinya mengumpulkan secara bersama-sama pengalaman-pengalaman
dengan dasar dari
kesamaan-kesamaan. Kedua, menamakan adalah sebuah proses dalam memberikan nama
dari sebuah konsep melaui
kesamaan-kesamaan dari proses abstraksi dan klasifikasi. Ketiga, mengkomunikasi
adalah menyampaikan sebuah konsep yang telah melewati proses abstraksi,
klasifikasi, dan penamaan kepada kepada penerima informasi.
Dengan
matematika yang abstrak, sistematis dan berkaitan antara konsep yang satu
dengan yang lain serta dalam memahaminya harus melewati proses panjang, tentu
belajar matematika menggunakan skema lebih menarik dibandiingkan dengan belajar
menggunakan hafalan-hafalan seperti biasanya. Ada beberapa kelebihan belajar
menggunakan skema diantaranya yaitu belajar menjadi lebih terstruktur, bermakna
dan efisien. Lebih lanjut belajar matematika menggunakan skema akan dibahas
lebih mendalam dalam ulasan di bawah ini.
B.
Pengertian
dan Fungsi Skema
Skema adalah
istilah pokok dari psikologi umum dari suatu konsep yang tersusun secara
terstruktur, serta memiliki fungsi dan makna. Pada dasarnya setiap konsep
merupakan turunan dari konsep-konsep yang lain sehingga akan membentuk konsep
baru yang pada akhirnya akan menimbulkan rangkaian-rangkaian konsep. Tetapi
pada setiap tingkat bisa dipilih penggolongan-penggolongan yang berlainan dan
membentuk suatu makna dan fungsi yang berbeda-beda. Konsep-konsep golongan yang
jadi pusat perhatian kita sampai sekarang ini bukanlah jenis satu-satunya.
Diberikan suatu kumpulan, tidak dari objek-objek tunggal tetapi dari pasangan
objek-objek, yang kita mungkin jadi sadar tentang sesuatu yang sama-sama ada
pada pasangan itu.
Misalny kita
memiliki konsep tentang persegi, maka persegi ini dapat digolongkan sebagai
salah satu contoh dari bangun datar jika digabungkan segitiga, persegi panjang,
trapesium dan lainnya. Juka diberikan
kumpulan dari pasangan objek-objek, maka kita dapat melihat suatu yang sama
dari objek-objek tersebut, contohnya :
(Persegi panjang : empat) ; (segitiga : tiga)
; (jajar genjang : empat)
Dari
pasangan-pasangan tersebut kita dapat menghubungkannya dengan kata “....banyak
sudutnya....”. ide yang menghubungkan pasangan ini disebut dengan relasi.
Ada dua jenis
utama dari relasi, yaitu:
1. Relasi
Terurut/urutan
Contoh : lebih dari, kurang dari,
nenek moyang dari, terjadi setelah.
2.
Relasi
kesamaan/ekivalen
Contoh: ukuran yang sama, saudara dari, sama warna dengan
Jadi
transformasi–transformasi hubungan
antara satu sama lain, dan juga jadi sumber dari relasi-relasi ide terhadap
mana transformasi-transformasi itu dapat diterapkan. Sebagai contoh lain dalam matematika dari relasi terurut
dapat ditunjukkan sebagai berikut:
|
Dari gambar di atas terdapat relasi terurut turunannya adalah , turunan dari
adalah 2, dan relasi kesamaan dari adalah . Muncul
relasi baru yaitu yang turunannya adalah 2.
Kajian dari struktur itu merupakan bagian yang penting
dalam matematika. Dalam kajian struktur itu dibangun relasi yang merupakan inti
dari psikologi belajar matematika. Penjelasan di atas
memberi pandangan sekilas dan singkat tentang proses kerja dari skema. Istilah ini tidak hanya meliputi
struktur-struktur konseptual matematika yang rumit, tetapi juga struktur yang
secara sederhana mengkoordinasi kegiatan gerak indrawi (sensory motor). Di sini
kita akan berurusan dengan skema-skema konseptual yang abstrak.
Contohnya apabila kita ingin menanamkan konsep persegi
panjang pada anak–anak.
Dengan menggunakan pengalaman empiris yaitu dengan menunjukkan
papan tulis di kelas dan menyebutkan ciri–cirinya. Atau
contoh-contoh lain selain papan tulis misalnya bidang pada meja belajar dan
memberikannya konsep tentang persegi panjang. Untuk
mengetes tingkat pemahaman maka kita bisa menunjukkan gambar
selain persegi panjang, misalnya gambar segitiga. Kegiatan panca indra ini tidak hanya digunakan untuk
pemahaman terhadap konsep-konsep biasa tetapi juga digunakan untuk pemahaman
konsep-konsep yang lebih sederhana dan abstrak.
Skema mempunyai dua fungsi utama, yaitu:
1.
Menggabungkan
pengetahuan yang ada.
2.
Sebagai alat pikiran untuk mendapatkan pengetahuan yang baru.
Contoh:
Dari skema perkalian bisa diperoleh skema perpangkatan
Seperti
C.
Kelebihan
Dan Kekurangan dalam Belajar Meggunakan Skema
1.
Kelebihan Belajar menggunakan skema
Sebelumya
sudah disebutkan dua fungsi utama dari skema yaitu menggabungkan pengetahuan
yang ada dan sebagai alat pikiran
untuk mendapatkan pengetahuan yang baru.
Perhatikan
skema berikut :
a. Logaritma
=> akar pangkat => eksponen => kurva => integral => turunan
b. Data
=> statistik => peluang => ....
Salah
satu kelebihan belajar menggunakan skema adalah semakin banyak skema yang
tersedia bagi kita, semakin baik kemungkinan kita dapat dapat mengatasi hal-hal
yang tidak terduga. Atau semakin banyak
skema yang kita buat, semakin banyak juga temuan hubungan antara materi yang
ada.
Ketika kita mengenali sesuatu sebagai contoh dari sebuah
konsep maka kita akan menyadari adanya dua tingkatan dari penggabungan dua
skema, yaitu:
a.
Sebagai
dirinya sendiri
Contohnya : misalnya pada konsep
persegi, dimana persegi memiliki empat sisi yang sama panjang, memiliki empat
sudut siku-siku, luas persegi = sisi
dikali sisi.
b.
Sebagai
anggota dari golongannya
Contohnya : persegi adalah bagian
dari contoh bangun datar, sama halnya seperti segitiga, persegi panjang,
trapesium, jajar genjang dan lainnya.
Skema yang sudah ada merupakan sesuatu yang penting untuk
memperoleh pengetahuan selanjutnya. Misalkan jika kita ingin menjadi guru
matematika, maka kita membutuhkan pengetahuan dalam bidang pendidikan terutama
psikologi pendidikan, teori belajar mengajar, dan yang terpenting pengetahuan
matematika. Skema yang ada merupakan pengetahuan yang lebih tinggi tergantung
pada skema-skema
dasar tentang membaca,
menulis, dan berbicara.
Belajar skematik memberi keuntungan daripada belajar
hafalan. Keuntungan tersebut antara lain:
a.
Belajar
lebih bermakna
b.
Belajar
lebih efisien
c.
Belajar
menyiapkan sebuah akal pikiran untuk menerapkan pendekatan yang sama pada tugas
belajar di kemudian hari.
2.
Kekurangan skema dalam pembelajaran
a. Membutuhkan waktu yang lama jika tugas yang diberikan
terlalu jauh.
Misalnya aturan untuk memecahkan persamaan sederhana atau
menggunakan aturan logaritma dapat diingat dengan cepat untuk mencapai
pemahaman. Jadi, belajar fakta dengan capat dapat dilakukan dengan mengingat
aturan-aturan. Apabila hal ini dilakukan terus-menerus menyebabkan beban lebih
banyak. Dengan menggunakan skema dapat mengurangi beban tersebut. Selain itu
skema mampu menyumbang sebagian besar ide dalam matematika. Ini berarti
pembelajaran sekarang
b.
Jangkauan
materi yang terlalu luas.
Pengalaman baru akan mempengaruhi skema yang telah ada.
Apabila skema yang ada diserang dengan jumlah yang besar maka akan mudah
dilupakan. Jika skema yang baru tidak sesuai dengan skema yang lama, maka
diperlukan perubahan dari terhadap susunan skema. Ada dua cara agar skema baru
dapat dapat diserap oleh skema lama. Cara pertama adalah dengan proses
asimilasi, yaitu proses penyerapan skema baru yang skema baru tersebut telah
sesuai atau cocok dengan dengan skema lama. Cara kedua adalah akomodasi, yaitu
proses merubah skema lama yang dimiliki oleh individu karena skema lama tidak
sesuai dengan informasi yang baru.
Contoh: ketika anak membedakan orang pribumi dengan orang
asing, proses asimilasi terjadi pada saat adanya skema bahwa orang asing adalah
orang yang datang dari luar negeri, berbahasa inggris dengan logat yang
berbeda. Tetapi ketika si anak tersebut pergi ke luar negeri, dia menemukan
bahwa dirinya sendiri dideskripsikan sebagai orang asing. Berdasarkan asimilasi
yang telah terjadi sebelumnya maka terbentuklah ide baru bahwa orang asing
adalah orang yang tidak di negaranya sendiri, maka inilah yang disebut
akomodasi.
D. Kegunaan
Skema dalam Pembelajaran Matematika
Pada pembahasan di atas telah dijelaskan bahwa skema
mempunyai kelebihan
dan kelemahan. Jika skema lama tidak ssuai dengan skema baru maka skema lama
tidak akan menyerap skema baru tersebut. Karena perkembangan matematika sangat
pesat, maka guru harus menyiapkan siswa agar dapat mrnyesuaikan diri dengan
perkembangan matematika tersebut. Dengan demikian tugas guru antara lain:
1.
Membangun
pondasi yang kuat dan terstruktur tentang ide-ide matematika dasar.
2.
Membimbing
siswa menemukan ide-ide baru.
3.
Mengajarkan
siswa untuk selalu menyesuaikan skema lama dengan skema baru.
Contoh penggunaan skema dalam pembelajaran matematika:
Menyelesaikan operasi hitung penjumlahan pada pecahan
Sebelum guru
memberi petunjuk cara pengerjaan operasi hitung penjumlahan bilangan pecahan,
siswa dengan skema lama yaitu pengetahuannya tentang penjumlahan pada bilangan
bulat, akan menyelesaikan operasi hitung tersebut dengan cara menjumlahkan
pembilang dengan pembilang dan menjumlahkan penyebut denga penyebut.
penyelesaian
di atas adalah salah. Jika
diselesaikan dengan skema yang kurang tepat, maka hanya dapat disimpan dalam memori jangka pendek. Dalam
hal ini guru sangat berperan dalam membimbing siswa untuk menemukan ide–ide
baru sehingga akan terbentuk konsep baru cara menyelesaikan penjumlahan pada
pecahan tersebut, yaitu dengan menyamakan penyebut, dengan cara mengalikan
kedua penyebut dalam pecahan tersebut., sehinnga diperoleh
Penyelesaian
penjumlahan pecahan tersebut juga bisa di selesaikan dengan cara lain. Jika kita menginginkan skema yang tepat dan
dapat disimpan dalam memori jangka panjang maka penjumlahan pecahan tersebut
juga dapat diselesaikan dengan
menggunakan perhitungan KPK dari kedua penyebutnya. Hasil KPK dari 3 dan 6 adalah 6, sehingga diperoleh:
E.
Penutup
Skema adalah istilah psikologi umum yang berkaitan dengan
struktur mental. Dalam skema terstruktur yang dikembangkan bukan hanya struktur
konsep matmatika saja, tetapi struktur-struktur yang saling berkaitan dan
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan panca indra.
Ada dua fungsi umum dari skema
yaitu menggabungkan pengetahuan yang ada
dan Alat pikiran untuk mendapatkan
pengetahuan baru. Belajar skematik memberi tiga keuntungan daripada belajar hafalan
yaitu belajar lebih bermakna, belajar lebih efisien dan belajar menyiapkan sebuah alat pikiran untuk menerapkan
pendekatan yang sama pada tugas belajar di kemudian hari.
Namun jelajar dengan menggunakan skema juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu misalnya membutuhkan waktu yang lama jika tugas yang diberikan
terlalu dalam
dan jangkauan materi yang terlalu
luas.
Ada beberapa tugas guru dalam
pembelajaran, agar belajar menjadi lebih bermakna antara lain yaitu membangun
pondasi yang kuat dan terstruktur tentang ide-ide matematika dasar,
membimbing siswa menemukan
ide-ide baru serta mengajarkan siswa untuk selalu menyesuaikan skema lama dengan skema baru.
F.
Refrensi
Chambers, P. (2008). Teaching
mathematics: developing as a reflektive secondary teacher. London, UK: Sage
Publication.
Sagala, Syaifil. (2012). Konsep dan
Makna Pembeajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung:
Alfabeta.
Skemp, R.R. (1971). The psychology of
learning mathematics. Harmondsworth Middlesex: Penguin Books.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar