Jumat, 17 Maret 2017

DESIGN RESEARCH

Untuk mendownload Makalah ini dapat melalui link : https://drive.google.com/file/d/0B3BjPhNVLJC6UnBrN0d6cndtV00/view?usp=sharing


DESIGN RESEARCH

Makalah ini diajukan sebagai tugas kelompok mata kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif Jurusan Pendidikan Matematika PPS UNY 2016


Dosen Pengampu
Wahyu Setyaningrum, S.Pd., M.Ed., Ph.D





Oleh
Kelompok 7
Kelas : PM C

1.      Sumiati                 16709251056
2.      Saepul Watan       16709251057


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016 



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tak lupa pula kita haturkan Shalawat beserta Salam atas junjungan baginda Nabi besar Muhammad SAW yang membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang. Makalah yang singkat dan sederhana ini memaparkan tentang “Penelitian Desain (Design Research)”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif.
Kami menyadari dalam penyusunan/pembuatan tugas ini sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman maupun dosen mata kuliah Metode Penelitian Kualitatif, yang bersifat membangun agar penyusunan makalah selanjutnya bisa mencapai suatu kesempurnaan pada masa yang akan datang.
Wassalamualaikum wr wb
                                                                      

Yogyakarta, 15 November 2016


Penyusun











DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ............................................................      ii
DAFTAR ISI ............................................................................     iii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................      1
A.    Latar Belakang .....................................................................      1
B.     Rumusan Masalah ................................................................      1
C.     Tujuan ...................................................................................      1
BAB II PEMBAHASAN .........................................................      2
A.     Konsep Design Research .....................................................      2
B.     Langkah-Langkah  Design Research ...................................      5
C.     Model-Model Design Research ...........................................      9
BAB III PENUTUP .................................................................    18
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................    19





 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Salah satu tujuan pendidikan dalam bidang pendidikan adalah untuk mengembangkan teori pembelajaran (instructional theory) yang didasarkan pada pengembangan teori yang sudah ada (theory-driven) dan percobaan secara mepirik (empirically based). Salah satu model penelitian yang didasarkan pada tujuan penelitian tersebut adalah model penelitian design research. Dalam Design research, proses perancangan (design) ditempatkan sebagai tahapan penting dalam proses penelitian. Beberapa model penelitian yang memiliki hubungan secara istilah dan praktis dengan design research adalah: (1) design studies; (2) design experiments; (3) development research; (4) developmental research; (5) formative research; (6) formative inquiry; (7) formative experiments; (8) formative evaluation; (9) action research; dan (10) engineering research.
Istilah lain yang sering digunakan yang relevan sebagai model khusus dari design research adalah didactical design research. Di Indonesia, penggunaan didactical design research sebagai model penelitian pendidikan diperkenalkan oleh Suryadi (2010) untuk menunjang teori yang telah beliau kembangkan yaitu Teori Metapedadidaktik untuk pembelajaran matematika.
Artikel ini diharapkan dapat memberikan penjelasan tentang konsep Design research serta model penerapannya sehingga dapat memberikan panduan bagi mahasiswa, guru dan dosen dalam melakukan penelitian pendidikan.
A.    Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah konsep design research?
2.      Bagaimanakah langkah-langkah Design Research?
3.      Bagaimanakah model penerapan Design Research?
B.     Tujuan
1.      Mengetahui konsep Design Research.
2.      Mengetahui langkah-langkah Design Research.
3.      Mengetahui model penerapan Design Research.






 



BAB II

PEMBAHASAN


A.    KONSEP DESIGN RESEARCH
1.      Pengertian Design Research
Penelitian desain merupakan model penelitian yang dapat diterapkan dalam pembelajaran. Demikian juga, Cobb (1999), Bakker, (2004), menyebutkan istilah penelitian design research juga dimasukkan kedalam penelitian pengembangan (developmental research), karena berkaitan dengan pengembangan materi dan bahan pembalajaran.
Menurut Piaget, istilah design research lebih dipilih untuk digunakan dibidang developmental research karena dapat mengabaikan karancuan konotasi dengan istilah dalam psikologi perkembangan (developmental psychology) atau dengan penelitian yang menjelaskan perkembangan konsep matematika (development of mathematical concept) pada siswa.
2.      Karakteristik Design Research
Design research memiliki karakteristik sebagai berikut (Cobb, Confrey, diSessa, Lehrer, & Schauble, 2003; Kelly, 2003; Design-based Research Collective, 2003; Reeves, Herrington, & Oliver, 2005; van den Akker, 1999) (dalam van den Akker et al., 2006 : 5).
a.       Interventionist : penelitian bertujuan untuk merancang suatu intervensi dalam dunia nyata;
b.      Iterative : penelitian menggabungkan pendekatan siklikal (daur) yang meliputi perancangan, evaluasi dan revisi;
c.       Process oriented : model kotak hitam pada pengukuran input-output diabaikan, tetapi difokuskan pada pemehaman dan pengembangan model intervensi;
d.      Utility oriented : keunggulan dari rancangan diukur untuk bisa digunakan secara praktis oleh pengguna;
e.      
2
 
Theory oriented : rancangan dibangun didasarkan pada preposisi teoritis kemudian dilakukan pengujian lapangan untuk memberikan konstribusi pada teori.
3.      Fungsi Design Research
Untuk memahami dimana posisi design research dibandingkan dengan penelitian lain, berikut disajikan berbagai jenis penelitian berdasarkan fungsinya (Plomp, 2007:12), yaitu :
No
Jenis Penelitian
Fungsi Penelitian
1
Survey
menguraikan; membandingkan; mengevaluasi
2
Studi kasus
menguraikan; membandingkan; menjelaskan
3
Eksperimen
menjelaskan; membandingkan
4
Penelitian tindakan
merancang/mengembangkan solusi untuk
masalah praktis
5
Ethnografi
menguraikan; menjelaskan
6
Penelitian hubungan
menguraikan; membandingkan
7
Penelitian evaluasi
menentukan tingkat efektivitas program
8
Penelitian rancangan
(design research)
Merancang/mengembangkan suatu intervensi
(seperti program, strategi dan materi pembelajaran, produk dan sistem) dengan tujuan untuk memecahkan masalah pendidikan yang kompleks dan untuk mengembangkan pengetahuan (teori) tentang suatu karakteristik dari intervensi serta proses perancangan dan pengembangan tersebut

4.      Motif Penggunaan Design Research dalam Penelitian Pendidikan
Ada tiga motif penggunaan design research (van den Akker et al., 2006), yaitu  :
a.      Meningkatkan Relevansi Penelitian
Penggunaan design research didasarkan pada keinginan untuk
meningkatkan relevansi (increase the relevance) penelitian dengan kebijakan dan praktik pendidikan. Penelitian pendidikan sering dikritik karena tidak langsung dapat memperbaiki praktik pendidikan. Dengan kajian (study) yang hati-hati dan bertahap untuk memperoleh model intervensi yang paling ideal pada situasi tertentu, peneliti dan praktisi dapat mengembangkan model intervensi yang tepat dan efektif melalui proses artikulasi prinsip-prinsip dari berbagai dampak
intervensi yang terjadi (Collins et al. 2004; van den Akker 1999, dalam van den Akker et al., 2006 : 4).


b.      Mengembangkan Landasan Teori secara Empiris
Motif kedua penggunaan design research untuk penelitian pendidikan adalah yang berkaitan dengan sisi ilmiah yang dihasilkan. Design research memiliki tujuan untuk mengembangkan teori-teori yang diperoleh dari pengalaman empiris (Developing Empirically Grounded Theories) dengan menggabungkan kajian pada proses pembelajaran dengan berbagai aspek yang mendukung proses pembelajaran tersebut (diSessa and Cobb 2004; Gravemeijer 1994, 1998, dalam van den Akker et al., 2006:4). Motif ini menegaskan design research sebagai penelitian design experiment yang menghasilkan landasan teori (grounded theory) melalui pendekatan kualitatif.
c.       Meningkatkan Kekokohan Penerapan Rancangan
Motif ini berkaitan dengan upaya meningkatkan kekokohan dari penerapan sebuah rancangan (Increasing the Robustness Design Practice). Banyak inovasi yang dirancang oleh para praktisi dan peneliti pendidikan untuk mengatasi masalah yang terjadi, tetapi pemahaman mereka seringkali tetap eksplisit mengenai keputusan yang dibuat maupun rancangan yang dihasilkan. Dari persfektif ini, ada kebutuhan untuk mengekstrak rancangan penbelajaran agar eksplisit yang dapat menghasilkan upaya pengembangan rancangan
berikutnya (Richey dan Nelson 1996; Richey et al 2004; Visscher Voerman dan Gustafson, 2004, dalam van den Akker et al., 2006:4).
5.      Prinsip-prinsip Design Research
Seorang peneliti yang menggunakan design research harus mengikuti prinsip-prinsip penelitian ilmiah sebagaimana halnya penelitian lain agar proses dan hasil penelitiannya diakui secara ilmiah (Shavelson dan Towne, 2002, dalam Plomp, 2007:12), yaitu :
a.       Mengajukan pertanyaan (rumusan masalah) penting yang dapat diselidiki;
b.      Menghubungkan penelitian dengan teori yang relevan;
c.       Menggunakan metode yang secara langsung mungkin dapat menyelidiki pertanyaan penelitian;
d.      Menyajikan urutan penalaran yang koheren dan eksplisit;
e.       Melakukan replikasi dan generalisasi keseluruhan penelitian; serta
f.       Membuka penelitian untuk pengawasan profesional dan kritik.
B.       LANGKAH-LANGKAH DESIGN RESEARCH
Proses penelitian pada design research meliputi langkah-langkah seperti halnya proses perancangan pendidikan (educational design), yaitu analisis, perancangan, evaluasi dan revisi yang merupakan proses siklikal yang berakhir pada keseimbangan antara yang ideal dengan prakteknya.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan design research, diantaranya yaitu :
1.      Model Greivemeijer dan Cobb (2006)
Preparing for the experiment/ Preparation and design phase (Bekker,2004) : tujuan utama tahap ini adalah memformulasikan teori pembelajaran lokal (local instructional theory) yang dielaborasi dan diperbaiki selama pelaksanaan eksperimen. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap ini adalah :
a.       Menganalisis tujuan yang ingin dicapai misalnya tujuan pembelajaran;
b.      Menentukan dan menetapkan kondisi awal penelitian;
c.       Mendiskusikan konjektur dari local instructional theory yang akan dikembangkan;
d.      Menentukan karakteristik kelas dan peran guru;
e.       Menetapkan tujuan teoritis yang akan dicapai melalui penelitian.
Design experiment : tahap ini merupakan tahap pelaksanaan desain eksperimen yang dilakukan setelah semua persiapan dilakukan. Tahap ini bukan untuk menguji apakah rancangan dan local instructional theory bekerja atau tidak, tetapi sekaligus menguji dan mengembangkan local instructional theory yang telah dikembangkan serta memahami bagaimana teori itu bekerja selama eksperimen berlangsung. Desain eksperimen dilakukan dalam bentuk kegiatan siklikal, misalnya dalam beberapa kali pembelajaran. Pada tahap ini dikumpulkan data yang diperlukan meliputi proses pembelajaran yang terjadi di kelas serta proses berpikir siswa baik dari perspektif sosial yang mencakup norma sosial kelas, sosio-matematik dan praktek matematika di kelas maupun perspektif psikologi mencakup pandangan (beliefs) tentang peran sendiri di kelas serta tentang aktivitas matematika; pandangan dan nilai matematik secara khusus; serta konsepsi dan aktivitas matematika.
Restrospective Analysis : tujuan tahap ini adalah menganalisis data-data yang telah diperoleh untuk mengetahui apakah mendukung atau sesuai tidak dengan konjektur yang telah dirancang. Data yang dianalisis meliputi rekaman video proses pembelajaran dan hasil interview terhadap siswa dan guru, lembar hasil pekerjaan siswa, catatan lapangan serta rekaman video dan audio yang memuat proses penelitian dari awal. Tahapan ini bergantung kepada tujuan teoritis yang hendak dicapai, sehingga analisis yang dilakukan untuk mengetahui dukungan data terhadap local instructional theory. Pada tahap ini dilakukan rekonstruksi dan revisi pada local instructional theory serta menyajikan suatu isu kemungkinan yang dapat berimplikasi pada teori dan penerapannya pada konteks dan situasi yang lebih luas. Selain berkonstribusi dalam mengembangkan pembelajaran di level local instructional theory (instructional sequence), design research juga berkostribusi dalam mengembangkan di level aktivitas pembelajaran (microtheories) dan pengembangan di level domain-specific instruction theory.
2.      Model Plomp (2007 :15)
Preliminary research : Analisis kebutuhan dan konteks, kajian literatur, mengembangkan kerangka konseptual dan teoritis untuk penelitian.
Prototyping stage : Proses perancangan secara siklikal dan berurutan dalam bentuk proses penelitian yang lebih mikro serta menggunakan evaluasi formatif untuk meningkatkan dan memperbaiki model intervensi..
Assessment phase : Semi evaluasi sumatif untuk menyimpulkan apakah solusi atau intervensi sudah sesuai dengan diinginkan serta mengajukan rekomendasi pengembangan model intervensi.
3.      Model Reeves (2006, Plomp, 2007 :14)

Model-model design research di atas saling melengkapi sehingga mampu memberikan gambaran yang jelas tentang pelaksanaan design research.
Dalam design research, proses pelaksanaan penelitian dipandu oleh suatu instrument yang disebut “hypothetical learning trajectory‟ (HLT) sebagai perluasan dari percobaan pikiran (tought experiment) yang dikembangkan oleh Freudenthal. HLT digunakan sebagai bagian dari apa yang disebut siklus mengajar matematika (mathematical learning cycle) untuk satu atau dua pembelajaran, atau bahkan untuk lebih dari dua pembelajaran. HLT dapat menghubungkan antara teori pembelajaran (instructional theory) dan percobaan pembelajaran secara konkrit. HLT digunakan untuk membimbing proses percobaan pembelajaran agar sesuai dengan spesifikasi materi dan hipotesis pembelajaran yang sudah ditentukan dalam bentuk HLT.
HLT berperan pada setiap tahapan design research, berikut ini adalah peran dan posisi HLT dalam setiap tahapan design research (Bakker, 2004).
a.      Tahap Preparation and design : pada tahap ini, HLT dirancang untuk
membimbing proses perancangan bahan pembelajaran yang akan
dikembangkan dan diadaptasi. Konprontasi antara pemikiran umum dengan kegiatan konkrit sering mengarah pada HLT yang lebih spesifik. HLT dirancang selama tahap preparation and design.
b.      Tahap Design Experiment : Selama percobaan pembelajaran, HLT berfungsi sebagai pembimbing (guideline) untuk guru dan peneliti apa yang akan difokuskan dalam proses pembelajaran, wawancara dan observasi. Peneliti dan guru perlu menyesuaikan HLT dengan kegiatan pembelajaran untuk pertemuan pembelajaran. Dengan HLT, proses penelitian dan pengembangan bisa lebih efisien. Perubahan dalam HLT biasanya dipengaruhi oleh kejadian di kelas yang belum dapat diantisipasi, strategi yang belum terlaksana, serta
kegiatan yang terlalu sulit untuk dilaksanakan. Perubahan HLT dilakukan untuk menghasilkan kondisi yang optimal dan merupakan bagian dari data yang akan dianalisis. erubahan HLT harus dilaporkan untuk mendukung proses pembentukan teori. HLT dapat berubah selama tahap teaching experiment.
c.       Tahap Restrospective Analysis : Pada tahap ini, HLT berperan sebagai petunjuk dalam menentukan fokus analisis bagi peneliti. Karena prediksi dibuat berkaitan proses belajar siswa, maka peneliti dapat membandingkan antisipasi dari prediksi melalui observasi selama percobaan pembelajaran (teaching experiment). Analisis seperti ini, menyangkut saling mempengaruhi antara HLT dan dan pengamatan empiris dapat menjadi dasar pembentukan
teori. Setalah tahap ini, HLT diformulasikan kembali berdasarkan hasil temuan observasi dan analisis yang dilakukan. HLT yang baru akan menjadi petunjuk pada tahap rancangan (design phase) berikutnya.
Dengan begitu, HLT merupakan bentuk konkrit atau pengkonkritan teori pembelajaran. Sebaliknya, teori pembelajaran dibentuk dari pengembangan HLT. Karena HLT, memuat tiga komponen, yiatu tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan hipotesis pembelajaran, maka kebaradaannya sangat penting dalam seluruh tahapan design research.





C.    MODEL-MODEL DESAIN RESEARCH
Berdasarkan tujuan design research yang lebih spesifik, ada dua model design research seperti yang disebutkan oleh Nieven, Mc Kenney dan van den Akker (2006 : 152), yaitu : validation study dan developmental study. Validation study lebih berkonstribusi terhadap pengembangan teori pembelajaran dalam level domain yang spesifik. Sementara development study menghasilkan prinsip disain (design principle) yang digunakan untuk memecahkan masalah bidang pendikan.
Selain validation theory dan development study, ada satu lagi model penelitian relevan dengan educational design research, yaitu didactical design research. Istilah model ini memang secara spesifik tidak dieksplisitkan, tetapi melihat istilah yang digunakan yaitu „didactical’, model penelitian memiliki relevansi dengan design research atau merupakan model pengembangan dari kedua jenis sebelumnya.
1.      Validition Study
Validation study memuat fitur rute pembelajaran (learning trajectory) untuk mengembangkan, mengelaborasi dan memvalidasi teori tentang proses pembelajaran serta implikasi dari hasil terhadap rancangan lingkungan belajar (Nieven, Mc Kenney dan Van den Akker, 2006 : 152). Dengan tujuan untuk mengembangkan teori pembelajaran, validation study memberikan konstribusi pada beberapa level pengembngan teori, yaitu :
a.      microtheories : level aktivitas pembelajaran;
b.      local instructional theory : level urutan pembelajaran; serta
c.       domain specific instruction theory : level konten pengetahuan pedagogis.
Dalam pelaksanaan validation study, peneliti harus melakukan tahap-tahap penelitian, yaitu : (1) environment preparation; (2) classroom experiment; dan (3) restrospective analysis.
Disessa dan Cobb (2004, dalam Nieven, Mc Kenney dan Van den Akker, 2006: 153), memberikan peringatan bahwa design research secara partikal tidak akan progresif dalam jangka panjang jika dibatasi oleh dorongan untuk melakukan eksperimen yang hanya menghasilkan teori pembelajaran untuk domain khusus. Konstribusi praktis dari validation study adalah terletak pada pengembangan dan pelaksanaan learning trajectory khusus yang dilaksanakan untuk menguji teori disain.
2.      Development Study
Tujuan utama dari development study adalah mengembangkan prinsip disain (design principle) untuk kepentingan praktis. Penelitian development study didasarkan pada masalah di lapangan dan dalam pelaksanaannya melibatkan participan, peneliti, ahli dan stakeholder lainnya (Nieven, Mc Kenney dan Van den Akker, 2006 : 153). Development study mengintegrasikan teori yang telah dikembangkan dalam prinsip disain dengan temuan yang dihasilkan dari piloting di lapangan. Menurut Van den Akker (1999, Nieven, Mc Kenney dan Van den Akker, 2006 : 153), prinsip disain yang dikembangkan meliputi : (1) procedural design principles, berupa karakteristik pendekatan disain ; dan (2) substantive design principles, berupa karakteristik disain itu sendiri. Agar development study dapat memecahkan masalah-masalah pendidikan dan dapat menghasilkan prinsip disain, berikut ini adalah tahapan penelitian yang dapat dilakukan (Nieven, Mc Kenney dan van den Akker, 2006 : 153), yaitu :
a.       Preliminary research : analisis konteks dan masalah untuk pengembangan landasan kerangka konseptual melaui review literatur;
b.      Prototyping stage : merancang petunjuk disain, mengoptimalkan prototype melalui rancangan, evaluasi formatif dan revisi;
c.       Summative evaluation: evaluasi terhadap efektifitas pelaksanaan dan penggunaan prototype.
d.      Systematic reflection and documentation : meluliskan keseluruhan studi untuk mendukung analisis, kemudian melakukan spesifikasi prinsip disain dan mengartikulasikan hubungannya dengan kerangka berpikir yang telah ditetapkan.

Untuk melihat lebih jelas perbandingan antara validation study dengan development study, berikut ini adalah penjelasan menurut Nieveen et al. (2006, Plomp, 2006 : 24).
Tabel 2
Perbedaan Karakteristik Validation Study dan Development Study
Aspek
Desain Research
Efektivitas Penelitian
Validation Study
Development Study
Tujuan disain
Untuk merinci dan memvalidasi teori
Untuk memecahkan masalah pendidikan
-
Fokus kualitas dari disain
Kualitas teori dari desain
Kepraktisan dari intervensi
Efektivitas intervensi
Klaim pengetahuan/ hasil ilmiah
Teori pembelajaran domain yang spesifik
Palikasi luas dari prinsip-prinsip disain
Bukti dari dampak intervensi
Penekanan metodologi

Proses disain dengan pengujian dalam skala kecil pada seting penelitian

Proses pengembangan dengan evaluasi formatif di berbagai macam seting penelitian
Skala besar, percobaan pada seting berbeda yang diperbandingkan
Konstribusi praktis

Trajectory pembelajaran yang spesifik untuk kelas yang spesifik
Penerapan model intervensi pada berbagai konteks dan kelas
Perubahan berbasiskan bukti pada skala besar

3.      Didactical Design Research
Model ini sebenarnya merupakan bentuk khusus dari penerapan design research baik yang mengacu kepada validation study maupun development study. Hanya saja penggunaan disain didaktis (didactical design) menunjukan penekanan pada aspek didaktik dalam perancangan pembelajaran yang mengacu kepada teori pembelajaran yang lebih mikro.
Pada tulisan ini akan dijelaskan dua model pengembangan dan penerapan Didactical Design Research , yiatu yang dikembangkan oleh Hudson (2008) dan Suryadi (2010).
a.      Model Hudson (2008)
Didaktik adalah sesuatu yang menjadi penekanan dalam pembelajaran sejak tahap perencanaan pembelajaran. Analisis didiaktis sebelum pembelajaran difokuskan pada hubungan tiga serangkai antara guru, siswa dan materi sehingga dapat menjadi arahan dalam pelaksanaan pembelajaran. Hasil analisis didaktis digunakan untuk proses perancangan. Dalam mengembangkan disain didaktis, aktivitas guru dirancang untuk berfokus bukan kepada siswa maupun materi pembelajaran tetapi ada hubungan antara siswa dengan materi pembelajaran.
Proses disain didaktis (didactical design) mengadaptasi dari model perancangan pembelajaran (instructional design), yaitu yang meliputi tahap : (1) analisis; (2) perancangan (design); (3) pengembangan, (4) Interaksi dan (5) evaluasi. Untuk memahami lebih jelas bagaimana implementasi didactical design research model Hudson (2008), di bawah ini adalah heuristik penelitian yang dapat dilakukan yang memuat contoh pertanyaan yang diajukan pada setiap tahapan dari penelitian yang dilakukan Hudson (2008 : 354-355) tentang penggunaan ICT dalam pembelajaran, yaitu :
1)      Tahap Analisis :
v  Apa saja yang dapat dijelaskan kepada siswa berkaitan dengan konsep suatu materi ? Apa fenomena dasar atau prinsip penting, hukum, kriteria, masalah, metode, teknik atau sikap yang dapat dipelajari oleh siswa melalui konsep materi yang diajarkan ?
v  Hal apakah yang dianggap penting dari pertanyaan atau pengalaman, pengetahuan, kemampuan atau keterampilan yang diperoleh dalam topik yang akan disajikan ? Apakah yang dianggap penting dari hal tersebut dari sudut pandang pedagogis ?
v  Apa arti/makna suatu topik bagi masa depan siswa?

2)      Tahap Disain :
v  Struktur pertanyaan dari konten seperti apa yang dapat ditempatkan pada persepektif pedagogis yang khusus berdasarkan pertanyaan tahap analisis?
v  Apakah kasus khusus, fenomena, situasi, percobaan, orang, pengalaman estetis dan sebagainya, dalam hal struktur dari konten pertanyaan dapat menarik, merangsang, bisa didekati, dapat dihayalkan, atau membuat semangat siswa?
3)      Tahap Pengembangan :
v  Apa yang menjadi peran penting dari ICT dan media dalam hal perancangan situasi pembelajaran, aktivitas pedagogis dan lingkungan belajar ?
v  Apa bahan dan sumber yang dikembangkan untuk mendukung penciptaan situasi pembelajaran, aktivitas pedagogis dan lingkungan belajar ?
v  Apa peran guru dalam pembelajaran ?
4)      Tahap Interaksi :
v  Bagaimana siswa akan berinteraksi dengan teknologi, dengan guru dan siswa yang lain ?
v  Bagaimana nantinya para siswa akan mempertunjukkan kemampuan hasil belajarnya ?
5)      Tahap Evaluasi
v  Bagaimana nantinya siswa dapat menilai apa yang telah mereka pelajari secara formatif? Bagaimana nantinya kegiatan pembelajaran direkam? Bagaimana aspek ini berhubungan dengan proses formal dari penilaian sumatif, ujian akhir dan akreditasi?
v  Bagaimana nantinya kualitas situasi pembelajaran, aktivitas pedagogis dan lingkungan belajar dapat dinilai?
v  Bagaimana nantinya kualitas dari pengalaman belajar siswa dapat dinilai?

b.      Model Suryadi (2010)
Dalam proses pembelajaran terjadi hubungan tiga serangkai (segitiga) antara guru, siswa dan materi. Segitiga didaktis yang menggambarkan hubungan pedagogis (HP) antara guru dengan siswa serta hubungan didaktis (HD) antara siswa dengan materi merupakan aspek penting dalam pembelajaran. Aktivitas guru dalam pembelajaran difokuskan bukan pada siswa dan materi secara terpisah tetapi difokuskan terhadap hubungan antara siswa dan materi pada saat pembelajaran berlangsung. Menurut Suryadi (2010 : 63), peran guru yang paling penting dalam konteks segitiga didaktis adalah :
Menciptakan suatu siatuasi didaktis (didactical situation) sehingga terjadi proses belajar dalam diri siswa (learning situation). Ini berarti bahwa seorang guru selain perlu menguasai materi ajar, juga perlu memiliki pengetahuan lain yang terkait dengan siswa serta mampu menciptakan situasi didaktis yang dapat mendorong proses belajar secara optimal.

Hubungan segitiga didaktis tersebut dijadikan acuan oleh guru dalam merancang siatuasi pembelajaran baik yang bersifat pedagogis mauapun didaktis. Untuk dapat melihat lebih jelas hubungan segitiga antara guru, siswa dan materi pembelajaran, berikut ini adalah ilustrasinya.

Untuk memahami gambaran masing-masing hubungan antar komponen, dapat dilihat dari pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan, yaitu :

v  Hubungan Pedagogis (HP)
Model situasi didaktis apa yang dikembangkan? Situasi belajar seperti apa yang terjadi? Apakah siswa berhasil/kesulitan? Apakah terjadi perubahan situasi didaktis? Apa dasarnya? Situasi pedagogis apa yang dikembangkan? Mengapa situasi didaktis dikembangkan seperti itu? Mengapa situasi belajar berkembang seperti itu? Mengapa ada Siswa yang berhasil/tidak berhasil? Mengapa situasi pedagogis Yang dikembangkan seperti itu? Mengapa berdampak/tidak Berdampak? Bagaimana situasi didaktis/pedagogis berkembang? Bagaimana situasi belajar diintervensi? Bagaimana dampaknya terhadap Perubahan situasi didaktis/ pedagogis?
v  Hubungan Didaktis (HD)
Apakah siswa merespon situasi didaktis yang berkembang? Apakah respon siswa relevan? Apakah situasi belajar terjadi? Pada tahap apa (aktual atau potensial)? Mengapa siswa memberikan respon terhadap situasi didaktis? Mangapa ada yang tidak memberikan respon? Mengapa respon siswa bervariasi/tunggal? Bagaimana siswa memulai situasi belajar? Bagaimana siswa Mencapai keberhasilan? Bagaimana siswa mengatasi kesulitan? Bagaimana siswa mengkomunikasikan pikiran?
v  Antisipasi Didaktis Pedagogis (ADP)
Apa hakekat materi ajar ditinjau dari: matematika, kurikulum (tujuan, keterkaitan, pengalaman), obstacles ? Mengapa diajarkan ditinjau dari: matematika, siswa (individu, Masa depan), ilmu pengetahuan secara umum ? Bagaimana materi ajar disampaikan: model situasi didaktis, Kemungkinan situasi belajar, kemungkinan kesulitan, Kemungkinan bantuan ?



Menurut Suryadi (2010), suatu kemampuan penting yang harus dikuasai guru adalah disebut metapedadidaktik, yaitu suatu kemampuan guru untuk :
(1) Memandang komponen-komponen segitiga didaktis yang dimodifikasi yaitu ADP, HD, dan HP sebagai suatu kesatuan utuh, (2) mengembangkan tindakan sehingga tercipta situasi didaktis dan pedagogis yang sesuai dengan kebutuhan siswa, (3) mengidentifikasi serta menganalisis respon siswa sebagai akibat tindakan didaktis maupun pedagogis yang dilakukan, (4) melakukan tindakan didaktis maupun pedagogis lanjutan berdasarkan hasil analisis respon siswa menuju pencapaian target pembelajaran.

Gambaran dari metapedadidaktik disajikan dalam ilustrasi berikut ini.
Metapedadidaktik meliputi tiga kompenen yang terintegrasi, yaitu kesatuan fleksibilitas dan koherensi. Komponen kesatuan berkenaan dengan kemamuan guru dalam memandang modifikasi segitiga didaktis sebagai suatu kesatuan yang utuh. Komponen felksibilitas berkenaan dengan bahwa skenario pembelajaran hanyalah prediksi, karena dalam proses pembelajaran situsi bisa berubah, disinilah peran guru untuk mempu melakukan antisipasi. Sementara komponen kohorensi berkenaan dengan situasi didaktis pedagogis yang selalu dinamis selama prores pembelajaran mendorong guru untuk melakukan intervensi baik bersifat pedagogis maupun didaktis dengan tetap menjaga koherensi antar komponen tersebut.
Menurut Suryadi (2010 : 74), tiga langkah berpikir guru tersebut dapat dirangkai dalam suatu kegiatan penelitian yang disebut Didactical Design Research. Didactical Design Research terdiri dari tiga tahap, yaitu :
(1) Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran (prospective analysis) yang wujudnya berupa Desain Didaktis Hipotesis termasuk ADP, (2) analisis metapedadidaktif, dan (3) analisis restrosfektif (restrospective analysis) yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotesis dengan hasil analisis metapedadidaktik. Dari ketiga tahapan ini akan diperoleh Design Didaktis Empirik yang tidak tertutup kemungkinan untuk terus disempurnakan melalui tiga tahapan Didactical Design Research.

Melihat model yang dikembangkan oleh Suryadi (2010), proses penelitian yang dilakukan mengacu kepada model penelitian design research yang telah dibahas sebelumnya baik dalam bentuk model validation study maupun development study. Hanya saja, Suryadi (2010) lebih menekankan kepada tahapan kedua yang berkaitan dengan analisis metapedadidaktik yang menyangkut teori pembelajaran yang telah ia kembangkan. Model penelitian Didactical Design Research yang telah dikembangkan oleh Suryadi (2010) lebih memperkaya model design research yang dapat diterapkan dalam penelitian pendidikan.




 
BAB III
PENUTUP

Artikel ini telah berupaya menjelaskan kerangka teoritis dan praktis dari model penelitian design research serta berbagai model yang dapat diterapkan. Artikel ini diharapkan dapat memiliki konstribusi pada suatu upaya mengenalkan design research sebagai suatu model penelitian yang dapat diterapkan pada penelitian bidang pendidikan. Penentuan apakah design research digunakan atau tidak untuk suatu penelitian, hal itu tergantung kepada tujuanpenelitian yang akan dilakukan serta hasil atau dampak yang ingin dihasilkan.
Akhirnya, penulis ingin menyampaikan bahwa artikel ini belum dianggap komprehensif untuk menjelaskan design research secara teoritis maupun praktis. Bahkan artikel ini hanya memuat penjabaran teoritis dari design research, sementara penjabaran praktisnya belum dapat disajikan secara komprehensip pada artikel ini. Rencananya, penjabaran praktis design research akan disajikan dalam artikel yang lain. Penulis berharap ada saran dan kritik pada artikel ini sehingga dapat lebih memperkaya pembahasan dan kajian bahkan penerapan design research di lapangan.



18
 

 

DAFTAR PUSTAKA
Suryadi, D. (2010). Metapedadidaktik dan Didactical Design Research (DDR) : Sintesis Hasil Pemikiran Berdasarkan Lesson Study. Bandung : FPMIPA UPI.
Bakker, Arthur (2004). Design research in statistics education: On symbolizing and computer tools. Desertasi Doktor pada Utrech University : Tidak diterbitkan.
van den Akker, J. et al., (2006). “Introducing Educational Design Research”, dalam Educational Design Research. New York : Routledge
Plomp (2007). “Educational Design Research : An Introduction”, dalam An Introduction to Educational Research. Enschede, Netherland : National Institute for Curriculum Development
Gravemeijer dan Cobb (2006). “Design Research from a Learning Perspective, dalam Educational Design Research. New York : Routledge
Nieveen, N., McKenney, S., van den Akker (2006). “Educational Design Research” dalam Educational Design Research. New York : Routledge
Hudson, B. (2008). “Didactical Design Research for Teaching as a Design Profession”, dalam Teacher Education Policy in Europe : a Voice of Higher Education Institutions. Umeå, Swedia : University of Umeå

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar